Midas adalah seorang raja yang berkuasa dan kaya raya di
Phrygia, daerah kuno di Asia Kecil. Namun sayangnya Raja Midas agak bodoh.
Suatu hari si dewa anggur, Bacchus, menampak diri kepada
Raja Midas. Pada masa silam, Raja Midas pernah berjasa terhadap Bacchus. Oleh
karena itu Bacchus hendak membalas budi raja itu.
“Midas, katakanlah apa yang dapat kulakukan untuk
mengungkapkan rasa terima kasihku padamu? Aku seorang dewa, oleh karena itu aku
dapat mewujudkan apa saja yang menjadi keinginanmu!” kata Bacchus.
Mendengar janji si dewa anggur itu, Midas menjadi gembira
dan tanpa piker panjang ia langsung mengatakan permintaannya.
“Mengingat kau begitu murah hati, kumohon padamu agar apa
pun yang kusentuh berubah menjadi emas.”
“Hem…baiklah akan kupenuhi permintaanmu,” kata Bacchus.
Setelah si dewa anggur itu pergi, segera Midas menghambur
ke luar, ke kebun, untuk membuktikan anugerah dewa yang diberikan kepadanya. Ia
memegang pohon palma dan seketika pohon itu berubah menjadi emas, gemerlapan
terkena cahaya matahari. Raja Midas menjadi gembira dan senang hatinya.
“Aku akan kaya raya… dan lebih kaya lagi… dan amat sangat
kaya…,” teriaknya berulang-ulang sambil berlari-lari. Kemudian ia mulai
menyentuh bunga-bunga, pohon apel, kupu-kupu, rumput… emas, emas, emas…
semuanya berubah menjadi emas.
Segalanya yang berada di dalam istana kini berubah menjadi
emas. Ketika sore hari, Midas merasa lapar dan haus. Ia segera duduk di meja
makan, lalu dengan semangat minta dihidangkan paha ayam panggang. Tetapi ketika
ia memegang paha ayam itu dan hendak memakannya, tiba-tiba menjadi dingin, berat
dan keras… dan berubahlah semuanya menjadi emas. Daging panggang, saus, buah,
cawan anggur dan air, semua yang disentuh Midas berubah menjadi mengkilat dan
tidak dapat dimakan. Raja Midas menjadi gemetar dan ia menjadi sadar betapa
bodoh permohonannya itu. Sambil menangis ia memohon kepada Bacchus untuk
membebaskannya dari kemampuan mengubah segala sesuatu menjadi emas. Ia takut
mati karena lapar dan haus.
Tetapi Apollo, si dewa musik dan puisi hendak menghukum
Raja Phrygia itu karena Midas dianggap sombong, ia menganggap dirinya sebagai
yang paling ahli dalam musik. Selama lomba musik antara Apollo dan Pan, Midas
duduk sebagai ketua dewan juri. Dengan terang-terangan ia menunjukkan
kesenangannya terhadap permainan Pan. Dewa Apollo yang merasa terhina memutuskan
untuk balas dendam. Pada suatu hari, ketika Midas disisiri oleh bara budaknya,
seorang budak menemukan sesuatu yang aneh pada telinga sang raja. Telinga Midas
ditumbuhi bulu dan terlalu runcing untuk telinga seorang manusia.
Mungkin penglihatanku salah, pikir budak itu, maka ia tak
mengatakan apa-apa. Tetapi hari demi hari telinga Midas terus bertambah panjang
dan ditumbuhi bulu yang lebat sampai melampaui batas mahkotanya. Bagaimanapun
caranya, ia tak mungkin menyembunyikan telinga itu di bawah rambutnya yang
keriting berwarna coklat tua.
Dalam cermin, Midas melihat telinga itu tampak mencuat. Ia
berteriak ketakukan dan berusaha merenggutnya tetapi sia-sia. Raja Midas
mengancam dengan hukuman mati kepada para budaknya, untuk tidak mengatakan
kepada siapapun tentang telinganya. Kemudian ia menutup diri di dalam kamar
istananya.
Tetapi budak itu tak mampu menahan diri, setelah
berminggu-minggu ia tak membuka mulut, maka ia menggali lubang di tanah dan
membisikkan kata-kata, “ Raja Midas mempunyai telinga keledai.”
Kemudian budak itu menutup kembali lubang itu dengan tanah
dengan sebaik-baiknya. Akhirnya ia merasa terbebaskan dari beban berat, tanpa
berkata-kata pada siapapun.
Lewat beberapa hari. Suatu pagi yang berangin, lewat
jendela-jendela istanayang terbuka datanglah suara berbisik-bisik.suara itu
adalah nyanyian yang sedikit demi sedikit semakin keras, sampai akhirnya
terdengar dengan jelas dan semua orang dapat mendengar kata-katanya dengan
gambling. “ Raja Midas memiliki telinga keledai… telinga keledai…”
Seluruh penduduk Kerajaan Phrygia akhirnya mengetahui dan
mengulang-ulang berita itu sambil tertawa. “Kau tau, Raja Midas memiliki
telinga keledai?”
Apa sebenarnya yang terjadi? Di tempat budak yang mengira
telah mengubur rahasia Raja Midas itu, tumbuh pohon-pohon tebu yang tinggi dan
lentur. Karena tiupan angin, pohon-pohon tebu itu bergoyang dan mengeluarkan
bunyi seperti nyanyian. Raja Midas memiliki telinga keledai… Raja Midas
bertelinga keledai… telinga keledai.
Semua itu karena kehendak Dewa Apollo yang tengah menghukum
Raja Midas yang sombong dan tinggi hati.
Selesai.
Diceritakan kembali oleh Tira Ikranegara dalam buku Dongeng Pengantar Tidur; Greisinda Press, 2007.
Diceritakan kembali oleh Tira Ikranegara dalam buku Dongeng Pengantar Tidur; Greisinda Press, 2007.
0 komentar:
Posting Komentar